Rabu, 14 Juli 2010
cinta oh cinta
sebuah kata yang sederhana namun sangat rumit untuk diungkapkan????
cinta oh cinta....akuhadir di antara moekul-molekul cinta yang selalu berterbangan...
molekul yang bebas terbang di udara seperti radikal bebas yang senantiasa mencari pasangan yang sedang " single".....
Ah cinta itu aneh,,,,tapi....tapi....tapi...... ya gitu deh......
Seandainya aku bisa menjadi produsen cinta,,, mungkin aku sekarang sudah menjadi
konglongmerat atau guru besar ilmu cinta.....AH ANeh-aneh saja......
cinta cinta cinta
aKU BENAr-benar telah terhanyut oleh buaian cinta....
tapi sampai kapan ku harus bertahan????SAMPAI dia membalasnya???UPZZZ....
TAPI.....BERAPA lama lagi ya????
ah sudahlah....biarkan semuanya mengalir apa adanya....suatu hari nanti dia pasti mengerti....
salam cinta
Rabu, 27 Januari 2010
tata cara TAYAMUM, SUMBER : WWW.MUSLIM.OR.ID
Segala puji hanya kembali dan milik Allah Tabaroka wa Ta’ala, hidup kita, mati kita hanya untuk menghambakan diri kita kepada Dzat yang tidak membutuhkan sesuatu apapun dari hambanya. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulul Islam, Muhammad bin Abdillah shollallahu ‘alaihi wa sallam, beserta keluarga dan para sahabat beliau radhiyallahu ‘anhum.
Mungkin tidak jarang dari kita melihat sebagian dari saudara-saudara kita kalangan kaum muslimin yang masih asing dengan istilah tayammum atau pada sebagian lainnya hal ini tidak asing lagi akan tetapi belum mengetahui bagaimana tayammum yang Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam ajarkan serta yang diinginkan oleh syari’at kita. Maka penulis mengajak pembaca sekalian untuk meluangkan waktu barang 5 menit untuk bersama mempelajari hal ini sehingga ketika tiba waktunya untuk diamalkan sudah dapat beramal dengan ilmu.
Pengertian Tayammum
Kami mulai pembahasan ini dengan mengemukakan pengertian tayammum. Tayammum secara bahasa diartikan sebagai Al Qosdu (القَصْدُ) yang berarti maksud. Sedangkan secara istilah dalam syari’at adalah sebuah peribadatan kepada Allah berupa mengusap wajah dan kedua tangan dengan menggunakan sho’id yang bersih[1]. Sho’id adalah seluruh permukaan bumi yang dapat digunakan untuk bertayammum baik yang terdapat tanah di atasnya ataupun tidak[2].
Dalil Disyari’atkannya Tayammum
Tayammum disyari’atkan dalam islam berdasarkan dalil Al Qur’an, As Sunnah dan Ijma’ (konsensus) kaum muslimin[3]. Adapun dalil dari Al Qur’an adalah firman Allah ‘Azza wa Jalla,
وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ
“Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau berhubungan badan dengan perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan permukaan bumi yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu”. (QS. Al Maidah [5] : 6).
Adapun dalil dari As Sunnah adalah sabda Rasulullah shollallahu ‘alaihi was sallam dari sahabat Hudzaifah Ibnul Yaman rodhiyallahu ‘anhu,
« وَجُعِلَتْ تُرْبَتُهَا لَنَا طَهُورًا إِذَا لَمْ نَجِدِ الْمَاءَ »
“Dijadikan bagi kami (ummat Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi was sallam ) permukaan bumi sebagai thohur/sesuatu yang digunakan untuk besuci[4] (tayammum) jika kami tidak menjumpai air”.[5]
Media yang dapat Digunakan untuk Tayammum
Media yang dapat digunakan untuk bertayammum adalah seluruh permukaan bumi yang bersih baik itu berupa pasir, bebatuan, tanah yang berair, lembab ataupun kering. Hal ini berdasarkan hadits Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam dari sahabat Hudzaifah Ibnul Yaman rodhiyallahu ‘anhu di atas dan secara khusus,
جُعِلَتِ الأَرْضُ كُلُّهَا لِى وَلأُمَّتِى مَسْجِداً وَطَهُوراً
“Dijadikan (permukaan, pent.) bumi seluruhnya bagiku (Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam) dan ummatku sebagai tempat untuk sujud dan sesuatu yang digunakan untuk bersuci”.[6]
Jika ada orang yang mengatakan bukankah dalam sebuah hadits Hudzaifah ibnul Yaman[7] Nabi mengatakan tanah?! Maka kita katakan sebagaimana yang dikatakan oleh Ash Shon’ani rohimahullah, “Penyebutan sebagian anggota lafadz umum bukanlah pengkhususan”[8]. Hal ini merupakan pendapat Al Auzaa’i, Sufyan Ats Tsauri Imam Malik, Imam Abu Hanifah[9] demikian juga hal ini merupakan pendapat Al Amir Ashon’ani[10], Syaikh Al Albani[11], Syaikh Abullah Alu Bassaam[12] -rohimahumullah-, Syaikh DR. Sholeh bin Fauzan Al Fauzan[13] dan Syaikh DR. Abdul Adzim bin Badawiy Al Kholafiy hafidzahumallah[14].
Keadaan yang Dapat Menyebabkan Seseorang Bersuci dengan Tayammum
Syaikh Dr. Sholeh bin Fauzan Al Fauzan hafidzahullah menyebutkan beberapa keadaan yang dapat menyebabkan seseorang bersuci dengan tayammum,
- Jika tidak ada air baik dalam keadaan safar/dalam perjalanan ataupun tidak[15].
- Terdapat air (dalam jumlah terbatas pent.) bersamaan dengan adanya kebutuhan lain yang memerlukan air tersebut semisal untuk minum dan memasak.
- Adanya kekhawatiran jika bersuci dengan air akan membahayakan badan atau semakin lama sembuh dari sakit.
- Ketidakmapuan menggunakan air untuk berwudhu dikarenakan sakit dan tidak mampu bergerak untuk mengambil air wudhu dan tidak adanya orang yang mampu membantu untuk berwudhu bersamaan dengan kekhawatiran habisnya waktu sholat.
- Khawatir kedinginan jika bersuci dengan air dan tidak adanya yang dapat menghangatkan air tersebut.
Tata Cara Tayammum Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam
Tata cara tayammum Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam dijelaskan hadits ‘Ammar bin Yasir rodhiyallahu ‘anhu,
بَعَثَنِى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فِى حَاجَةٍ فَأَجْنَبْتُ ، فَلَمْ أَجِدِ الْمَاءَ ، فَتَمَرَّغْتُ فِى الصَّعِيدِ كَمَا تَمَرَّغُ الدَّابَّةُ ، فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِلنَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ « إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيكَ أَنْ تَصْنَعَ هَكَذَا » . فَضَرَبَ بِكَفِّهِ ضَرْبَةً عَلَى الأَرْضِ ثُمَّ نَفَضَهَا ، ثُمَّ مَسَحَ بِهَا ظَهْرَ كَفِّهِ بِشِمَالِهِ ، أَوْ ظَهْرَ شِمَالِهِ بِكَفِّهِ ، ثُمَّ مَسَحَ بِهِمَا وَجْهَهُ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam mengutusku untuk suatu keperluan, kemudian aku mengalami junub dan aku tidak menemukan air. Maka aku berguling-guling di tanah sebagaimana layaknya hewan yang berguling-guling di tanah. Kemudian aku ceritakan hal tersebut kepada Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam. Lantas beliau mengatakan, “Sesungguhnya cukuplah engkau melakukannya seperti ini”. Seraya beliau memukulkan telapak tangannya ke permukaan bumi sekali pukulan lalu meniupnya. Kemudian beliau mengusap punggung telapak tangan (kanan)nya dengan tangan kirinya dan mengusap punggung telapak tangan (kiri)nya dengan tangan kanannya, lalu beliau mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.[16]
Dan dalam salah satu lafadz riwayat Bukhori,
وَمَسَحَ وَجْهَهُ وَكَفَّيْهِ وَاحِدَةً
“Dan beliau mengusap wajahnya dan kedua telapak tangannya dengan sekali usapan”.
Berdasarkan hadits di atas kita dapat simpulkan bahwa tata cara tayammum beliau shallallahu ‘alaihi was sallam adalah sebagai berikut.
- Memukulkan kedua telapak tangan ke permukaan bumi dengan sekali pukulan kemudian meniupnya.
- Kemudian menyapu punggung telapak tangan kanan dengan tangan kiri dan sebaliknya.
- Kemudian menyapu wajah dengan dua telapak tangan.
- Semua usapan baik ketika mengusap telapak tangan dan wajah dilakukan sekali usapan saja.
- Bagian tangan yang diusap adalah bagian telapak tangan sampai pergelangan tangan saja atau dengan kata lain tidak sampai siku seperti pada saat wudhu[17].
- Tayammum dapat menghilangkan hadats besar semisal janabah, demikian juga untuk hadats kecil.
- Tidak wajibnya urut/tertib dalam tayammum.
Pembatal Tayammum
Pembatal tayammum sebagaimana pembatal wudhu. Demikian juga tayammum tidak dibolehkan lagi apa bila telah ditemukan air bagi orang yang bertayammum karena ketidakadaan air dan telah adanya kemampuan menggunakan air atau tidak sakit lagi bagi orang yang bertayammum karena ketidakmampuan menggunakan air[18]. Akan tetapi shalat atau ibadah lainnya[19] yang telah ia kerjakan sebelumnya sah dan tidak perlu mengulanginya. Hal ini berdasarkan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam dari sahabat Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu,
خَرَجَ رَجُلَانِ فِي سَفَرٍ ، فَحَضَرَتْ الصَّلَاةُ – وَلَيْسَ مَعَهُمَا مَاءٌ – فَتَيَمَّمَا صَعِيدًا طَيِّبًا ، فَصَلَّيَا ، ثُمَّ وَجَدَا الْمَاءَ فِي الْوَقْتِ ، فَأَعَادَ أَحَدُهُمَا الصَّلَاةَ وَالْوُضُوءَ ، وَلَمْ يُعِدْ الْآخَرُ ، ثُمَّ أَتَيَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَا ذَلِكَ لَهُ ، فَقَالَ لِلَّذِي لَمْ يُعِدْ : أَصَبْت السُّنَّةَ وَأَجْزَأَتْك صَلَاتُك وَقَالَ لِلْآخَرِ : لَك الْأَجْرُ مَرَّتَيْنِ
Dua orang lelaki keluar untuk safar. Kemudian tibalah waktu shalat dan tidak ada air di sekitar mereka. Kemudian keduanya bertayammum dengan permukaan bumi yang suci lalu keduanya shalat. Setelah itu keduanya menemukan air sedangkan saat itu masih dalam waktu yang dibolehkan shalat yang telah mereka kerjakan tadi. Lalu salah seorang dari mereka berwudhu dan mengulangi shalat sedangkan yang lainnya tidak mengulangi shalatnya. Keduanya lalu menemui Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam dan menceritakan yang mereka alami. Maka beliau shallallahu ‘alaihi was sallam mengatakan kepada orang yang tidak mengulang shalatnya, “Apa yang kamu lakukan telah sesuai dengan sunnah dan kamu telah mendapatkan pahala shalatmu”. Beliau mengatakan kepada yang mengulangi shalatnya, “Untukmu dua pahala[20]”[21].
Juga hadits Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam dari sahabat Abu Huroiroh rodhiyallahu ‘anhu,
الصَّعِيدُ وُضُوءُ الْمُسْلِمِ ، وَإِنْ لَمْ يَجِدْ الْمَاءَ عَشْرَ سِنِينَ.فَإِذَا وَجَدَ الْمَاءَ فَلْيَتَّقِ اللَّهَ وَلْيُمِسَّهُ بَشَرَتَهُ
“Seluruh permukaan bumi (tayammum) merupakan wudhu bagi seluruh muslim jika ia tidak menemukan air selama sepuluh tahun (kiasan bukan pembatasan angka)[22], apabila ia telah menemukannya hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dan menggunakannya sebagai alat untuk besuci”.[23]
Di Antara Hikmah Disyari’atkannya Tayammum
Sebagai penutup kami sampaikan hikmah dan tujuan disyari’atkannya tayyamum adalah untuk menyucikan diri kita dan agar kita bersyukur dengan syari’at ini serta tidaklah sama sekali untuk memberatkan kita, sebagaimana akhir firman Allah dalam surat Al Maidah ayat 6,
مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak menyucikan kamu dan menyempurnakan nikmatNya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al Maidah: 6).
Abul Faroj Ibnul Jauziy rohimahullah mengatakan ada empat penafsiran ahli tafsir tentang nikmat apa yang Allah maksudkan dalam ayat ini,
Pertama, nikmat berupa diampuninya dosa-dosa[24].
Kedua, nikmat berupa hidayah kepada iman, sempurnanya agama, ini merupakan pendapat Ibnu Zaid rohimahullah.
Ketiga, nikmat berupa keringanan untuk tayammum, ini merupakan pendapat Maqotil dan Sulaiman.
Keempat, nikmat berupa penjelasan hukum syari’at, ini merupakan pendapat sebagian ahli tafsir[25].
Demikianlah akhir tulisan ini mudah-mudahan menjadi tambahan ‘amal bagi penulis dan tambahan ilmu bagi pembaca sekalian. Allahumma Amiin.
Di waktu Dhuha, Ahad 12 Dzulhijjah 1430 H.
Penulis: Aditya Budiman
Muroja’ah: M.A. Tuasikal
Artikel www.muslim.or.id
[1] Lihat Syarhul Mumti’ ‘ala Zaadil Mustaqni’ oleh Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin rohimahullah hal. 231/I, terbitan Al Kitabul ‘Alimiy, Beirut, Lebanon.
[2] Kami ringkas dengan penyesuaian redaksi dari Lisanul ‘Arob oleh Muhammad Al Mishriy rohimahullah hal. 251/III, terbitan Darush Shodir, Beirut, Lebanon.
[3] Sebagaimana dikatakan oleh An Nawawi Asy Syafi’i rohimahullah. [Lihat Al Minhaaj Syarh Shohih Muslim oleh An Nawawi rohimahullah hal. 279/IV cetakan Darul Ma’rifah, Beirut dengan tahqiq dari Syaikh Kholil Ma’mun Syihaa].
[4] Lihat Taudhihul Ahkam min Bulughil Maroom oleh Syaikh Abdullah Alu Bassaam rohimahullah hal. 412/I terbitan Maktabah Asaadiy, Mekkah, KSA.
[5] HR. Muslim no. 522.
[6] HR. Ahmad no. 22190, dinyatakan shohih lighoirihi oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalam Ta’liq beliau untuk Musnad Imam Ahmad, terbitan Muasa’sah Qurthubah, Kairo, Mesir.
[7] Yang kami maksud adalah hadits Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam,
« وَجُعِلَتْ تُرْبَتُهَا لَنَا طَهُورًا إِذَا لَمْ نَجِدِ الْمَاءَ »
Demikian juga hadits dari sahabat ‘Ali yang diriwayatkan Imam Ahmad dalam Musnadnya no. 774 dinyatakan Shohih oleh Syaikh Ahmad Syakir,
« وَجُعِلَ اَلتُّرَابُ لِي طَهُورًا »
[8] Lihat Subulus Salaam Al Mausulatu ilaa Bulughil Maroom oleh Al ‘Amir Ash Shon’ani rohimahullah hal. 354/I dengan tahqiq dari Syaikh Muhammad Shubhi Hasan Halaaq cetakan Dar Ibnul Jauziy, Riyadh, KSA.
[9] Lihat Al Minhaaj Syarh Shohih Muslim hal. 280/IV.
[10] Lihat Subulus Salaam Al Mausulatu ilaa Bulughil Maroom hal. 351-352/I.
[11] Lihat Ats Tsamrul Mustathob fi Fiqhis Sunnah wal Kitaab oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani rohimahullah hal. 31/I cetakan Ghiroos, Kuwait.
[12] Lihat Taudhihul Ahkam min Bulughil Maroom hal. 414/I.
[13] Lihat Al Mulakhoshul Fiqhiy hal. 38 oleh Syaikh DR. Sholeh bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan hafidzahullah cetakan Dar Ibnul Jauziy Riyadh.
[14] Lihat Al Wajiz fi Fiqhil Kitab was Sunnah oleh Syaikh DR. Abdul Adhim bin Badawiy Al Kholafiy hafidzahullah hal. 56 Dar Ibnu Rojab Kairo, Mesir.
[15] Asy Syaukani menambahkan keadaan yang dapat menyebabkan seseorang bersuci dengan tayammum dengan jauhnya air, kemudian beliau menambahkan batasan suatu jarak dikatakan tidak jauh dalam hal ini dengan adanya kemungkinan seseorang dapat mendapatkan air kemudian berwudhu dengannya dan dapat sholat pada waktunya. [lihat As Saylul Jaror oleh Asy Syaukani rohimahullah hal. 129/I, terbitan Darul Kutub ‘Ilmiyah, Beirut, Lebanon.] namun Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin mengatakan bahwa batasan dikatakan tidak jauh itu adalah urf/penilaian masyarakat [lihat Syarhul Mumti’ ‘ala Zaadil Mustaqni’ hal. 235/I ].
Tambahan dari editor,
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan, “…. Akan tetapi, mereka juga boleh cukup dengan tayamum jika memang harus memperoleh air yang tempatnya jauh. Mereka nanti bertayamum dan mengerjakan shalat di waktunya masing-masing. Namun yang lebih baik adalah melakukan jama’ suri seperti tadi dan tetap berwudhu dengan air, ini yang lebih afdhol (lebih utama). Walhamdulillah.”[ Majmu’ Al Fatawa, hal. 458/XXI.]
[16] HR. Bukhori no. 347, Muslim no. 368.
[17] Kami katakan demikian karena kemutlakan yang ada dalam ayat tayammum (وَأَيْدِيكُمْ ,”Dan sapulah tanganmu”. [QS. Al Maidah (5) : 6]) tidak bisa di dimuqoyyadkan dengan ayat wudhu (وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ, “Dan basuhlah tanganmu sampai dengan siku” [QS. Al Maidah (5) : 6]), karena hukum kedua masalah ini berbeda (yang satu masalah tayammum yang lainnya wudhu) walaupun sebabnya sama, hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin rohimahullah dalam Syarh Nadzmul Waroqot hal. 123, terbitan Dar Ibnul Jauziy, Riyadh dan lihat juga Ma’alim Ushul Fiqh oleh Syaikh Muhammad Husain bin Hasan Al Jaizaniy, hal. 441, terbitan Dar Ibnul Jauziy, Riyadh.
[18] Lihat Al Wajiz fi Fiqhil Kitab was Sunnah hal.56.
[19] Karena tayammum merupakan badal/pengganti dari wudhu. Sehingga apa yang dibolehkan dengan berwudhu dibolehkan juga dengan tayammum. [Lihat Subulus Salaam Al Mausulatu ilaa Bulughil Maroom hal. 360/I ].
[20] Yaitu satu pahala untuk sholat yang pertama dan satu pahala untuk sholat yang kedua. [Lihat Subulus Salaam Al Mausulatu ilaa Bulughil Maroom hal. 362/I, Taudhihul Ahkam min Bulughil Maroom hal. 426/I].
[21] HR. Abu Dawud no. 338, An Nasa’i no. 433. Dinyatakan shohih oleh Al Albani dalam Shohihul Jami’ no. 3861.
[22] Lihat Taudhihul Ahkam min Bulughil Maroom hal. 422/I.
[23] HR. Ahmad no. 21408, Tirmidzi no. 124, Abu Dawud no. 333, An Nasa’i no. 420, dan lain-lain. Hadits ini dinyatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dan dinyatakan shohih lighoirihi oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth.
[24] Dalil tentang hal ini hadits Humroon tentang wudhunya Utsman bin Affan rodhiyallahu ‘anhu.
[25] Lihat Zaadul Masiir hal. 108, Asy Syamilah.
Jumat, 22 Januari 2010
Pangeran Bertopeng
tOPENG..... apa itu topeng???
huh....dasar belaga ga' tahu.....
Apakah kau selama ini tak merasa akan topeng yang menempel di wajahmu itu????
Topeng yang selama ini kau bawa kemanapun kau pergi....hmmm.....
Apa yang kau banggakan dari topengmu itu????
sadar donk.....TAK SELAMANYA Topeng itu kan menempel di wajahmu....
mau sampai kapan??????????Yakin??????????????????
Hah....sudahlah..........dasar kau pangeran bertopeng.....
Hanya bisa bersembunyi di balik topengmu yang menipu itu....
Sudah berapa banyak orang kau tipu DENGAN topengmu itu??????????????????
Mau sampai kapan????
Apa sih yang kau banggakan dari topengmu itu?????????????Bangkit donk....................
Yakinlah dengan apa yang ada di balik topengmu...
what should i say...
Rabu, 20 Januari 2010
FOTO DEPA yang dulu pas ramadhan
Ya iyalah secara gue gitu loh....hahahahaha
RESENSI BUKU
Setiap Muslim Adalah Pemenang
Judul Buku : Living Smart Penulis : Muhammad Nazhif Masykur Penerbit : Pro-U Tahun Terbit : 2007 Kota Terbit : Jakarta Jumlah Halaman : Sekitar 272 halaman Jenis Kertas : HVS putih
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna diciptakan oleh ALLAH SWT. Banyak hal-hal positif yang terkandung dalam diri manusia. Setiap manusia diciptakan oleh ALLAH SWT dengan spesial, setiap manusia adalah istimewa sehingga setiap manusia memiliki potensi besar untuk sukses dan mempesona setiap saat, asalkan kita mau mengenal dan menggali potensi diri kita secara serius dan sunguh-sunguh.
Dalam buku ini, banyak hal yang ditulis oleh Muhammads Nazhif Masykur tentang bagaimana seorang muslim untuk mengenal dan menggali lebih dalam lagi potensi yang ada dalam dirinya. Dalam buku yang menarik ini, sang penulis mencoba untuk memaparkan motivasi-motivasi yang sangat relevan dengan kondisi hidup seorang pribadi muslim saat ini. Adapun secara garis besar motivasi tersebut adalah:
Syukur
Penulis menjelaskan bahwa dalam hidup manusia harus bersyukur pada ALLAH SWT. Setiap muslim harus mensyukuri segala nikmat yang ada dalam hidupnya,bukan mensyukuri apa yang akan ada sehingga setiap muslim benar-benar dapat memandang hidup ini dengan pikiran yang positif. Syukur atas segala nikmat ALLAH SWT merupakan hal yang sangat penting bagi hidup kita sehingga kita dapat memandang dunia ini sebagai suatu anugerah yang luar biasa dari ALLAH SWT. Selain itu dengan rasa syukur juga akan muncul semangat untuk menjalankan hidup dengan sebaik-baiknya sehingga setiap muslim tidak pernah menyesal menjalaninya dan selalu istiqomah di jalan ALLAH SWT baik dalam keadaan senang maupun sedih.
Yakinlah, anda adalah pribadi unggul
Setiap manusia diciptakan oleh ALLAH SWT dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. ALLAH SWT menjadikan manusia dalam bentuk dan rupa yang sebaik-baiknya. Jadi, janganlah kita berpikir bahwa kita tidak bisa, tapi bepikirlah bahwa kita bisa. Setiap pribadi memiliki keunggulan di setiap masing-masing bidang, jadi gali dan temui bidang yang sesuai dengan keahlian anda lalu kembangkanlah secara dinamis sehingga anda dapat menjadi pribadi yang unggul sesuai tuntunan ALLAH SWT.
Jangan Takut Sukses
”Barang siapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”(Q.S. AN-NAHL(16):97)
Rasullullah mengajarkan hal yang berhubungan dengan manajemen kesuksesan adalah bagaimana sukses untuk tidak menjadi mental pengemis. Rasullulluah dalam suatu kisah pernah berkata bahwa janganlah kamu meminta-minta, karena sesungguhnya meminta-minta hanya akan menjadi noda padamu di hari kiamat kelak.
Ada tiga hal yang harus diperhatikan mengenai pokok bahasan ini, yaitu
· Hindarkan sikap meminta-minta, sebab bisa melemahkan kegigihan jiwa untuk menghadapi hidup ini.
· Isilah perut kita dengan hasil keringat sendiri, agar halal dan representatif bukan halal karena belas kasihan orang lain.
· Berani menghadapi resiko psikologis, pantang menyerah dan gigih
Jika kita telah menemukan fakta tersebut, kita tidak lagi berpuas diri dengan hanya menumpang lewatm pada lautan kehidupan yang penuh badai menyenangkan ini dan luar biasa indahnya. Sebaliknya, kita akan terus mencari dan mencari sukses,kebahagiaan dan kedamaian batin untuk diri sendiri dan orang lain. Jangan takut sukses kalau anda orang beriman.
Setiap Muslim diciptakan oleh ALLAH SWT dengan rupa serta kelebihan dan kekurangan masing-masing yang beraneka ragam. Untuk itulah kita semua harus saling melengkapi satu sama lain,sehingga hidup kita akan lebih bermakna.Janganlah kita menyerah dalam mengarungi kehidupan ini, yakinlah tiada berputus asa dari rahmat ALLAH SWT ,melainkan orang-orang kafir.
Banyak hal yang dapat dipetik dari buku ini, kandungan materi yang lengkap dan dipadu dengan bentuk yang menarik dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi orang yang ingin membacanya selain itu bahasa yang fleksibel dan mudah dipahami membuat buku ini sangat baik untuk dibaca oleh semua kalangan, baik pelajar, mahasiswa, guru, dosen, dokter, dokter gigi dan masyarakat muslim secara luas.
Faiznur Ridho
08/267881/KG/8334
iNFO DARI SEORANG akhwat
Assalamualaikum wr wb
Diawali dengan sedikit cerita yah…
Tersenyumlah, saudaraku...
Untuk apapun yang tengah kau hadapi...
Mungkin lelah juga resah atau sangat mungkin semangat yang tak kenal padam...
Mungkin ada air mata, tapi semoga itu krn bahagia dan kebersyukuran. ..
Mungkin tengah ingin berhenti sejenak mengambil nafas, atau justru sedang melesat berlari...
Apapun itu, bi idznillah ya...saudaraku….hanya untuk ALLOH…
Sedikit cerita.. semoga ini adalah awalan untuk kita semua berubah menjadi yang lebih baik…
Kejadian ini teringat ketika semasa kuliah beberapa semester lalu…mba terduduk lesu di pinggir gedung D kampusku. Tertunduk lemas. Kelelahan setelah kuliah berpuluh-puluh jam tahun ini. Merasa tenagaku hampir habis karenanya. Terkuraslah semua daya upayaku selama menjalani kuliah. Belakangan, segalanya terasa amat berat. Pelajaran dalam kuliah, ujian yang diberikan, tugas praktikum, belajar dilain tempat karena inilah konsekuaensi karena mengambil kuliah 2 selain FKG UGM,,,,bahkan tugas kelompok sebagai ketua atau sekertaris atau coordinator kuliah yang harus kukerjakan dengan teman lain di kelas itu sungguh-sungguh memeras keringat. |
Coba… apa jadinya bila nabi Ibrahim gagal meninggalkan isterinya di gurun kering yang gersang ditengah dua bukit shofwa dan marwa, apa jadinya bila ismail tidak rela dirinya akan dikurbankan oleh bapaknya…
, jelas mereka akan menjadi orang yang tak pernah punya peran diatas penggung sejarah, karena sejarah tak pernah mau mengabadikan orang-orang biasa yang perjalananannya datar tanpa tantangan.
Ingat tentang Mush’ab bin umair ke majelis rasulullah SAW dg pakaian bertambal?? Beliau menangis2 mengenang masa –masa MUSH’AB dimanjakkan orang tuanya dalam jahiliyah. Beliau ingatkan para sahabat “bagaimana kamu..bila kelak pagi kamu berpakaian kebeseran dan petang hari mengganti pakaian kebesaran lainnya, dan layanan2 lainnya yang istimewa”
Para sahabat bertanya…” bukankah saat itu kami jadi lebih baik, karena dapat sepenuh waktu karena dapat beribadah dan tercukupi semua kebutuhannya…?”
Rasul menjawab “ TIDAK !! KAMU HARI INI LEBIH BAIK DARI PADA HARI ITU !!”
Nah.. lain hal lagi sejarah yang akan dibuat… kalo periode tahun ini forum ai di KG 2009 tidak berjalan karena dari kurangnya gerak para pengelolanya….
Bisa jadi kita merasa lelah dalam berdakwah , sementara belum ada hasil nyata yang bisa kita bawa, cobalah sejenak kita kontemplasi bisa jadi…. Jejak langkah dakwah selama inibelum memiliki cukup orientasi untuk membawa dakwah menjadi kemenangan yang haqiqi, atau bisa jadi pelaku dakwah selama ini belum memiliki konsistensi dalam mengapresiasi konsekuensi perubahan dalam setiap langkah rekayasa menjadi peradaban masa depan,,,,,
Halo semuanya
aKHIRNYA SETELAH SEKIAn lama ga' nulis blog
saya kembali menulis......
Apa kabar semuanya?????
Wah kangen neeh sama semuanya.....
Banyak hal yang telah terjadi dan banyak hal yang harus diceritakan....
diceritakan???? yakin ????tapi sudahlah.....sebuah kisah yang tak pantas dilupakan namun juga tak indah untuk dilayangkan.....
Biarlah waktu kan menjawab semua ini.........
Waktu kan mengubur kisah ini dalam-dalam..... dan menggantinya dengan kisah lain yang indah.......r
sahabat.........apa itu sahabat?????
hmmmm.........terkadang aku lelah dengan semua ini....
namun aku yakin... pada suatu hari ini semua akan berakhir dan aku harus meninggalkan dunia ini
Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang merugi aamin...................
cINTA ( diambil dari berbagai sumber)
Kekasihku, tiada kekasih yang dapat menggantikan-Nya
Dalam kalbuku, tidak ada tempat bagi yang lainnya
Kasihku, gaib Ia dari mata dan sosok diriku
Tapi dalam jiwaku
Ia sama sekali tak pernah sirna
(Rabiah Al Adawiyah)
Cinta adalah ketika kau menyingkirkan perasaan, napsu, dan romantika dalam persahabatan. Dan menemukan bahwa kau masih peduli pada orang itu. Memberi seseorang seluruh cintamu bukanlah suatu jaminan bahwa seseorang tersebut akan mencintaimu kembali! Jangan mengharapkan cinta kembali! Hanya tunggulah, cinta itu akan tumbuh dalam hatinya, tapi jika hal itu tidak terjadi, tampunglah cinta itu akan tumbuh dalam dirimu.
Hanya butuh 1 menit untuk dapat suka dengan seseorang, hanya butuh 1 jam untuk menyukai seseorang dan 1 hari untuk mencintai seseorang tapi butuh waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang. Pergilah untuk seseorang yang membuatmu tersenyum karena hanya butuh senyuman untuk membuat hari yang gelap terlihat terang.
Ada masanya dalam hidup ketika kamu merasa sangat merindukan seseorang dan kamu berharap dapat mengambil dia dari mimpimu dan memeluknya dalam kehidupan nyata! Bermimpilah apa yang kamu ingin mimpikan, pergilah kemana kamu ingin pergi, jadilah apa yang kamu ingini karena kamu hanya mempunyai satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan semua hal yang kamu ingin lakukan.
Renungkanlah :
Tuhan . . .
Saat aq merindukan seorang kekasih
Rindukanlah aq kpd yg rindu cinta sejati Mu
Agar kerinduanku terhadap mu semakin menjadi,
Tuhan . . . .
Saat aq menyukai seorang teman
Ingatkanlah aq bahwa akan ada sebuah akhir
Sehingga aq tetap bersama yg tk pernah berakhir