Selasa, 23 Desember 2008

Kerja Sampingan dengan Menulis,Kenapa Tidak?

Faiznur Ridho

Seorang penulis besar,JK.Rowling merupakan satu jajaran orang terkaya di dunia sekarang.Pada awalnya ia hanyalah orang biasa yang harus antri popok untuk mendapatkan sebuah kehidupan.Namun,itu semua kini hanyalah tinggal kenangan baginya.Sekarang wanita yang enerjik ini dapat menikmati kekayaannya yang menyaingi bakan melebihi Ratu Elizabeth II.Mengapa demikian?Jawablah tidak lain adalah menulis.Keuletan dan kepadaiannya dalam mewujudkan imajinasinya dalam sebuah kata-kata telah mengubah hidupnya 180 derajat.Waw!Sungguh menakjubkan.

Upaya JK.Rowling tersebut patut diacungi jempol.Daya imajinasinya yang luar biasa ia tuangkan dalam sebuah novel yang berjudul”HARRY POTTER”.Novel ini mampu mengguncang dunia dan menghipnotis setiap pembacanya untuk terus megikuti kisah-kisah seru di baliknya.Novel ini memberikan daya tarik tersendiri bagi pembacanya.

Karya besar Rowling tersebut adalah contoh bahwa menulis dapat menghasilkan sesuatu yang menakjubkan jika kita mendalaminya dengan baik.Apa yang dialami Rowling memanglah sebuah proses yang panjang.Ibarat pohon harus merintis dari biji,kemudian tumbuh menjulang menghasilkan daun dan buah yang siap disantap.

Menulis adalah sebuah proses

Menulis,sebuah kata yang kecil tapi bermakna tinggi. Secara umum menulis adalah mencurahkan segala bentuk pikiran,gagasan dan ide dalam sebuah tulisan dan dituangkan dalam sebuah bidang tulisan.Menulis dapat juga dikatakan sebagai ekspresi hati kita dalam rangkaian kata-kata yang tertuang dalam media,seperti kertas atau buku.

Bagi masyarakat umum,menulis merupakan hal yang tidak asing lagi.Hampir setiap kegiatan kita sehari-hari ditunjang dengan tulisan.Tanpa menulis,mungkin akan sulit bagi kita untuk meng-handle segala kegiatan kita sehari-hari.

Jika kita tinjau dan amati bersama,menulis merupakan suatu proses.Seseorang tidak dapat menulis dengan sempurna dalam jangka waktu yang cepat. Seseorang harus mengalami proses demi proses. Gambaran umumnya dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.Pertama kali,seorang balita harus belajar bagaimana memegang alat tulis dengan baik dan benar.Lalu setelah itu,mereka mulai menggerakkannya dalam sebuah media,seperti kertas,koran,daun,atau yang lainnya.Apapun yang dihasilkan pertama kali tidaklah menjadi masalah,karena ini adalah tahap pengenalan.

Awalnya mungkin sulit,namun biarkanlah balita tersebut berekspresi dalam tulisannya.Cobalah untuk mengerti setiap coretan yang ia buat lalu bimbinglah ia agar mengubah coretan tersebut menjadi sesuatu yang bermakna.Menulis itu proses.Sebuah proses harus terus diasah agar hasilnya maksimal.

Menulis itu mudah,asalkan kita tahu arahnya.Dimulai dari hal-hal yang kecil dan paling dekat dengan kita.Cobalah untuk mencatat hal-hal unik sekitar kita,lalu kembangkanlah dalam bentuk cerita-cerita yang unik sesuai kemampuan anda.

Terkadang sulit untuk memulainya.Namun, cobalah untuk meniatkan di dalam hati bahwa AKU BISA.

Mahasiswa menulis,Kenapa tidak ?

Mahasiswa,sebuah kata yang tak asing lagi di telinga kita.Pada umumnya mahasiswa adalah seseorang yang sedang menjalankan proses pendidikan di perguruan tinggi.

Setiap mahasiswa sudah pasti erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan. Setiap ilmu pengetahuan tidak bisa lepas dari menulis. Oleh sebab itulah,seorang mahasiswa dan bahkan pelajar pada umumnya tidak bisa lepas dari kegiatan yang menghebohkan ini.

Mahasiswa umumnya menulis,baik itu mencatat,merangkum,dan pastinya membuat skripsi,betul kan? Namun apakah kegiatan menulis mahasiswa hanya sebatas itu?Maksudnya di sini adalah bagaimana seorang mahasiswa menjadikan menulis itu sebagai sesuatu yang spesial. Dalam artian kegiatan menulis dapat menjadi tempat tersendiri bagi seseorang.Mahasiswa dapat menjadikan menulis sebagai pengisi waktu luang dan media tempat penyaluran isi otak kita yang reatif. Tentunya hal ini dapat memberikan sebuah nilai yang amat positif,terlebih jika menulis ini dapat menghasilkan sebuah nilai yang amat berarti bagi kehidupannya.

Berdasarkan pengamatan penulis selama ini,minat menulis mahasiswa Indonesia masih sangat minim.Hal ini dapat dilihat dari minimnya peminat ajang-ajang menulis di kalangan mahasiswa itu sendiri. Penulis mengamati suatu fakultas di kampus X,apabila diadakan ajang, seperti PIMNAS,dll, peserta yang ikut bisa dihitung dengan jari. Sungguh sangat disayangkan. Padahal, banyak manfaat yang dapat dipetik dari menulis.Menurut Bobby de Porter,seseorang dapat menyerap pengetahuan dari menulis sebanyak 40%. Bayangkan 40%!Bukan angka yang besar,tapi cukup signifikan dalam membantu seseorang untuk meraup ilmu pengetahuan.Sungguh amat disayangkan jika hal ini dibiarkan begitu saja.

Jika hal ini dibiarkan secara terus menerus,hal ini dapat mendarah daging dan memberikan efek yang sangat buruk pada nasib bangsa ini.Jika untuk menimba ilmu saja sudah enggan,maka bagaimana bangsa ini bisa maju.Kita akan semakin gigit jari melihat bangsa-bangsa lain yang selalu maju melangkah ke depan,bukannya kita,yang bangga dengan urutan terbelakang.

Sebenarnya banyak hal yang dapat dicoba untuk memancing minat menulis mahasiswa Indonesia.Terlebih mahasiswa kebanyakan masih dalam kondisi labil dan bisa dipengaruhi.Salah satunya adalah bagaimana menerapkan sistem partimer menulis bagi mahasiswa.Maksudnya di sini adalah mahasiswa dapat mengisi waktu luangnya dengan menulis.Mungkin ini hal yang agak tabu,terlebih seseorang biasa kerja partimer di cafe,rumah makan,mengajar di bimbingan belajar,maupun hal lainnya. Namun itu semua sudah biasa. Cobalah untuk menemukan kerjaan sambilan yang luar biasa.

Bayangkanlah jika setiap waktu luang kita isi dengan merangkai kata-kata demi mewujudkan imajinasi yang ada di otak.Sungguh sangat indah bukan?Terlebih jika kita mendapatkan kata-kata yang baru dalam kosa kata kita.Ini akan sangat membantu kita untuk memperkaya diri kita.Bayangkan setiap kata yang kau dapatkan setiap mengisi waktu luangmu.Waw, itu sangat memukau.

Mengisi waktu dengan menulis itu sangat bermanfaat. Bayangkan jika setiap waktu luang kita duduk di tempat yang nyaman,lalu membawa kertas dan alat tulis.Kita mencoba untuk megekspresikan imajinasi kita dalam sebuah karya,baik itu fiksi maupun non-fiksi. Tentunya hal ini akan lebih menarik dibanding kita harus melamun,tidur,bahkan membicarakan orang lain.Setiap detik kita akan berwujud,tidak hampa walaupun wujudnya hanya sebuah coretan kata-kata.

Jika setiap waktu luang kita investasikan dengan sesuatu yang berguna,tentunya kita dapat memetik hasil yang cukup menakjubkan.Dr.Yusuf Qardhawi menggunakan waktu tempuh dari Jakarta menuju kediamannya di Qatar untuk menghasilkan sebuah buku. Contoh lain adalah Hamka,walau di penjara dapat menghasilkan Tafsir Al-Azhar.Sungguh menakjubkan,waktu benar-benar bermakna jika kita mampu memanfaaatkannya. Menurut M.Nazhif Masykur dalam bukunya ”Living Smart” adalah Yang harus kita ingat,waktu luang atau senggang hanya akan membuat kita lupa,terlena,panjang angan-angan.Waktu senggang hanya akan menjadi kepuasan syahwat.Otak kita hanya terisi hal-hal yang mengarah pada maksiat.Jadi sungguh sayang apabila waktu luang kita sia-siakan begitu saja.Kita yang harus mengendalikan waktu luang kita,bukan kita yang dikendalikan.

Menulis adalah salah satu terobosannya,jika Dr.Yusuf Qardhawi dapat menghasilkan buku sembari menulis,maka sebagai mahasiswa paling tidak kita bisa menghasilkan satu judul cerpen dalam waktu luang kita,bahkan kalau kita mau bisa menghasilkan lebih dari itu.

Kerja sambilan dengan menulis sungguh menakjubkan.Apabila tulisan kita bisa diterima di media cetak,tentunya kita bisa meraup royalti yang menguntungkan.Memang hasil yang didapat tidak begitu besar,tapi paling tidak,sebagai mahasiswa,kita bisa menambah uang saku kita. Alfiah,seorang penulis yang buku keduanya "Hikmah Mempesona dari Anakku" mengatakan "Mencari uang dari honor atau royalti kegiatan menulis termasuk kecil. Biasanya royalti diterima penulis sekitar 10 persen dari besarnya penjualan. Jika tujuannya untuk aktualisasi diri dan berbagi ilmu kepada orang lain, maka nilai honornya tidak terhingga. Honor atau royalti sebagai passive income akan mulai terasa jika kita sudah menerbitkan lebih dari tiga buah buku. Atau buku kita termasuk buku laris."

Dari kutipan di atas,besarnya royalti yang diterima penulis sekitar 10 persen dari besarnya penjualan.Hasilnya cukup lumayan,terlebih jika penjualanan buku tersebut sangat laris manis bak kacang goreng. Sebagai contoh,M.Fauzil Adhim, dalam bukunya kupinang kau dengan hamdalah sudah cetak ulang ke-26 dan sekali mencetak 10.000 eksemplar.Jika harga buku Rp.20.000,mungkin royalti yang didapat sungguh menggiurkan. Selain itu, ada juga Habiburahman El-Shirazy yang keuntungannya lewat buku ”Ayat-ayat cinta” ditaksir sekitar 1,2 Milyar. Sungguh angka yang menkajubkan,apalagi jika seorang mahasiswa mengantongi uang sebanyak itu dengan menulis.

Menurut siswanto dari penerbit tiga serangkai menambahkan bahwa selama ini ada dua sistem yang dipakai untuk menghargai para penulisnya. Pertama, dengan sistem royalti, honorarium dibayarkan sesuai jumlah buku yang terjual per tiga atau enam bulan. Berikutnya sistem beli putus. Beliau juga menambahkan bahwa sejauh ini masih sangat sulit untuk menemukan karya-karya yang berkualitas.Dari sekian banyak naskah yang dikirim,hanya beberapa yang berkualitas.Oleh karena itulah, peluang untuk menjadi penulis masih terbuka lebar.

Sebagai mahasiswa,sudah barang tentu kerja sambilan pasti ingin menghasilkan uang.Namun, apabila tulisan kita tidak diterima lantas bagaimana? Telah disinggung dalam kalimat sebelumnya bahwa menulis tidak hanya menghasilkan uang,tapi lebih dari sekadar uang.Banyak efek positif yang dapat langsung kita rasakan sebagai mahasiswa.Secara keterampilan,kita lebih terasah untuk mengolah kata-kata dalam sebuah tulisan.Hal ini merupakan sangat penting,terlebih seorang mahasiswa pada akhirnya harus membuat skripsi sebagai tugas akhir untuk menjadi sarjana. Tak hanya itu,seorang mahasiswa dapat membuka cakrawala dunia dengan tulisannya.Seseorang dapat menjadikan tulisan sebagai media untuk mengkritisi sesuatu demi terciptanya sesuatu yang lebih baik,terutama dalam mengkritisi jalannya pemerintahan kita sekarang.Menulis dapat menjadi alternatif yang baik dalam menyampaikan aspirasi kita daripada melakukan aksi-aksi demonstrasi yang merugikan banyak pihak. Oleh karena itulah,menulis apat membuat seseorang menajdi kaya,tidak hanya dengan materi,namun juga dengan ilmu dan kepuasan batin tersendiri.

Jangan pernah takut untuk memulai sebuah tulisan.Menulis itu proses dan apabila diasah ia akan berkembang lebih baik lagi.Jangan sia-siakan waktu lapang yang ada dalam kehidupan kita. Seperti yang difirmankan ALLAH SWT dalam Q.S Al-Asr:1-3 yang artinya ”Demi masa.Sesunguuhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan supaya menetapi kesabaran.”Jadi tunggu apa lagi?Segera ambil alat tulis,kertas,dan duduklah tenang untuk menggali inspirasimu. Siapa tahu anda adalah JK.Rowling,Habiburahman El-Shirazy,atau Andrea Hirata yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar